OUYA & GameStick

 

Indonesian Information - Kurang dari 5 tahun yang lalu tepatnya pada 22 Oktober 2008 HTC Dream resmi meluncur kepasaran sebagai smartphone pertama yang dilengkapi system operasi Android. Dan kini bertahun-tahun setelahnya kesuksesan Android semakin menggema dan membayangi sang rival utama iOS dari Apple.

Baik iOS dan Android mungkin tidak ada yang membayangkan 5 tahun yang lalu kedua system ini akan menjelma menjadi dua  mobile OS raksasa yang menguasai gadget pintar di seluruh dunia. Lebih-lebih untuk dunia gaming, sejak muncul nya dua jagoan ini dunia mobile gaming mengalami lompatan sangat besar dan seolah terus berlari ingin mengejar 2 pendahulunya, konsol dan PC.

 

Jika dulu game-game mobile tampil sederhana dan dengan grafis 2 dimensi (meski ada beberapa yang juga bagus) sekarang mulai sering terdengar game-game mobile yang menyandang gelar “Console Quality”. Ya memang mobile game modern sekarang ini sudah sangat hebat, baik dari segi grafis, control, ide cerita, dan gameplaynya benar-benar memukau. Pertanyaan nya sekarang, kemanakah Android dan iOS akan mengarah sekarang ini?

Android Powered Console

Banyak yang mengatakan ukuran layar 5″ akan menjadi titik jenuh sekaligus titik tertinggi untuk ukuran layar smartphone, karena jika lebih dari itu portabilitas penggunalah yang akan dikorbankan. Sementara dari teknologi hardware dari tahun ketahun para produsen terus meningkatkan kemampuan Android device.
Samsung dengan panel layarnya yang semakin menyaingi retina display, Qualcomm dengan Snapdragon nya, dan bahkan Nvidia yang akan menghadirkan teknologi CUDA dan Kepler GPU ke processor tegra nya mulai tahun depan. Dengan kekuatan yang semakin besar banyak produsen yang berpikir kekuatan ini terlalu berlebihan jika hanya dimasukan ke sebuah smartphone/tablet, dan dari situlah lahir ide Android Powered Console.

 

Ya apa yang dimiliki Android sekarang memang sudah lebih dari cukup untuk sekedar mengwujudkan sebuah konsol game. Dukungan toko aplikasi dengan ribuan game berkualitas, hardware yang makin menggila, dan OS yang selalu diperbaharui. Saya mencatat 2 fitur Android yang akan sangat berguna untuk kebutuhan gaming, pertama kemampuan Android untuk dihubungkan ke monitor yang lebih besar baik memlalui port HDMI ataupun secara nirkabel (miracast) dan dukungan default untuk game Controller.

OUYA & GameStick

Lucunya produsen yang tertarik untuk menghadirkan konsol Android bukan lah produsen besar, mereka justru datang dari organisasi kecil yang bahkan awalnya tidak punya uang sama sekali untuk membuat produk. Pembuat OUYA dan GameStick hanya bermodalkan ide lalu mendaftarkan proyek mereka ke situs pendanaan crowdsourcing, kickstarter.
Secara mengejutkan masyarakat sangat antusias untuk memberikan uang demi mengwujudkan ide tersebut, bahkan jumlah uang yang diterima melebihi target yang ditetapkan dua perusahaan pemula ini.

Secara bentuk OUYA dan GameStick menggunakan rancangan yang berbeda. OUYA berupa pasangan konsol super mungil dengan sebuah wireless controller, saking mungilnya Julie Urhman sang pembuat membandingan ukuran konsol OUYA kira-kira seukuran mug kopi yang sering kita pakai. OUYA dilengkapi koneksi HDMI untuk menghubungkannya ke TV, Ethernet port untuk masuk ke jaringan, sebuah slot USB standard dan SD Card slot.

 

OUYA Size Photo by: Mashable

Jika OUYA sudah berukuran super mungil, produk buatan GameStick jauh lebih kecil lagi. Konsol utama GameStick kira-kira seukuran Flashdisk atau USB modem, saking kecilnya konsol ini bahkan bisa dimasukkan ke slot khusus yang ada di controllernya sendiri.

 

Jika OUYA memerlukan kabel HDMI untuk menghubungkannya ke TV maka tidak dengan GameStick, karena bagian ujung konsol GameStick sebenarnya berupa konektor HDMI sehingga kamu bisa langsung menancapkannya ke port HDMI yang ada di TV.

 

Kedua konsol android ini terhubung dengan controller nya melalui koneksi bluetooth, OUYA mendukung hingga penggunaaan 4 controller secara bersamaan sementara untuk GameStick tidak diketahui pastinya, yang pasti lebih dari satu. GameStick juga mendukung controller pihak ketiga, seperti buatan Green Throttle untuk terhubung ke console nya.
Meski dibuat lebih dulu secara spesifikasi OUYA lebih baik dari GameStick. OUYA ditenagai processor Tegra 3 quad core sementara GameStick ‘hanya’ dilengkapi processor Amlogic 8726-MXS dual core, keduanya menggunakan RAM 1 Gb dan internal memory 8 Gb.

So, Why Should I Buy This Product?

Pertanyaannya kembali ke diri kita masing-masing, kenapa kita ingin membeli produk ini. Buat kamu yang ingin memainkan game Android dengan lebih serius di layar yang lebih besar atau ingin konsol mungil untuk ditempatkan di ruang keluarga maka OUYA dan GameStick adalah pilihan terbaik dibanding produk china yang sekarang banyak beredar.
Yang perlu di ingat, saat membeli produk ini kamu juga membeli SEMUA kemampuan Android, artinya kamu tidak hanya bisa menggunakan OUYA dan GameStick untuk bermain game, kamu juga bisa menggunakan nya sebagai media center karena keduanya mendukung XBMC, dan tentunya juga bisa digunakan untuk browsing internet dan hal seru lainnya.
OUYA dijual seharga $ 99 untuk paket 1 konsol dan 1 controller, sedangkan untuk paket yang sama GameStick dijual lebih murah kamu bisa membelinya dengan harga $ 79. Keduanya bisa dipesan secara pre-order melalui websitenya masing-masing.

OUYA | GameStick | sumber | sumber 2

Tweet

Postingan terkait:

— Add Comment — Health and News, Tips And Tricks